Bulu tangkis adalah salah satu cabang olahraga yang diperlombakan di Olimpiade 2008 di Beijing. Pertandingan-pertandingannya berlangsung di Gelanggang Olahraga Universitas Teknologi Beijing dari tanggal 9 sampai 17 Agustus. Sejumlah 172 atlet bulurangkis bertanding pada lima even : Tunggal putra, Tungal putri, Ganda putra, Ganda putri dan Ganda campuran.
Turnamen ini menggunakan sistem eliminasi. Pertandingan berlangsung tiga set, dan menggunakan sistem baru: butuh 21 angka untuk menang, tunggal maupun ganda, pria, wanita, maupun campuran. Kedua belah pihak dapat mencetak angka walaupun tidak melakukan servis (seperti tenis meja). Istirahat 1 menit jika salah satu pemain mencapai angka 11. Kemenangan ditentukan jika mencapai 21 hingga 30 terlebih dahulu dengan selisih 2 angka.
Sistem yang baru ini dipengaruhi oleh lobi perusahaan-perusahaan televisi yang memainkan peranan penting dalam memopulerkan bulu tangkis. Mereka mengeluhkan bahwa satu set pada sistem yang lama terlalu panjang dan iklan televisi hanya ditampilkan di antara set, jeda itu pun terlalu panjang untuk ukuran iklan televisi, karena panjang istirahat tiap set adalah 5 menit. Dengan peraturan yang baru, maka iklan dapat tampil lebih sering dan sepanjang 1 menit tiap kalinya, yang dipandang jauh lebih efektif.
Bahasa Inggris adalah bahasa resmi kejuaraan-kejuaraan internasional bulu tangkis. Setiap wasit dan petugas pertandingan bulu tangkis wajib mampu berbicara bahasa Inggris. Demikian pula setiap pemain wajib mampu mendengar bahasa Inggris (walaupun hanya kosakata tertentu saja).
Ganda putra Indonesia Hendra Setiawan dan Markis Kido meraih medali emas Olimpiade 2008
Pertandingan Babak Final
Tunggal Putra
Pebulutangkis tunggal putra China Lin Dan tampil sebagai juara olimpiade tunggal putra. Lin Dan menjadi juara olimpiade, setelah berhasil mengatasi perlawanan Lee Chong Wei tunggal putra Malaysia. Kedua pemain menyajikan permainan cepat, adu smes keras, adu drive, adu net tipis, diselingi pukulan tipuan yang mengecoh, dengan poin : set 1 = 21-12 dan set 2 = 21-8.
Tunggal Putri
Pebulutangkis tunggal putri China Zhang Ning tampil sebagai juara olimpiade tunggal putri. Zhang Ning menjadi juara olimpiade, setelah berhasil mengatasi perlawanan Xie Xingfang tunggal putri China. Kedua pemain menyajikan permainan cepat, adu smes keras, adu drive, adu net tipis, diselingi pukulan tipuan yang mengecoh, dengan poin : set 1 = 21-12, set 2 = 11-21 dan set 3 = 21-18.
Ganda Putra
Pebulutangkis ganda putra Indonesia Markis Kido / Hendra Setiawan tampil sebagai juara olimpiade ganda putra. Duet Markis / Hendra menjadi juara olimpiade, setelah berhasil mengatasi perlawanan Cai Yun / Fu Haifeng ganda putra China. Kedua pasangan menyajikan permainan cepat, adu smes keras, adu drive, adu net tipis, diselingi pukulan tipuan yang mengecoh, dengan poin : set 1 = 12-21, set 2 = 21-11 dan set 3 = 21-16.
Ganda Putri
Pebulutangkis ganda putri China Du Jing / Yu Yang tampil sebagai juara olimpiade ganda putri. Duet Du / Yu menjadi juara olimpiade, setelah berhasil mengatasi perlawanan melawan Lee Hyo-jung / Lee Kyung-won ganda putri Korea Selatan. Kedua pasangan menyajikan permainan cepat, adu smes keras, adu drive, adu net tipis, diselingi pukulan tipuan yang mengecoh, dengan poin : set 1 = 21-15 dan set 2 = 21-13.
Ganda Campuran
Pebulutangkis ganda campuran Korea Selatan Lee Yong-dae / Lee Hyo-jung tampil sebagai juara olimpiade ganda putri. Duet Hwang / Chung menjadi juara olimpiade, setelah berhasil mengatasi perlawanan melawan Nova Widianto / Lilyana Natsir ganda campuran Indonesia. Kedua pasangan menyajikan permainan cepat, adu smes keras, adu drive, adu net tipis, diselingi pukulan tipuan yang mengecoh, dengan poin : set 1 = 21-1 dan set 2 = 21-17.
Kilas Balik
Pasangan ganda putra Indonesia "Markis Kido/Setiawan" merebut medali emas Olimpiade tahun 2008. Prestasi mereka berhasil meraih Juara dunia tahun 2007 dan meraih medali emas pertama untuk Indonesia di Olimpiade Beijing 2008 untuk cabang bulu tangkis ganda putra. Di partai final pada tanggal 16 Agustus 2008 itu, mereka berhasil menaklukkan pasangan China Cai Yun/Fu Haifeng melalui pertarungan sengit 3 set dengan skor 12-21, 21-11, 21-16. Kido/Hendra berhak menempati podium kampiun setelah sebuah sodoran backhand yang dilepas Hendra mendarat sempurna ke sisi kiri lapangan lawan. Skor pada gim ketiga yang semula tercatat 20-16 berubah menjadi 21-16.
"Pertandingan final Olimpiade Beijing betul-betul sulit karena kami bertanding melawan pemain tuan rumah. Dukungan buat mereka tentu lebih banyak ketimbang buat kami, tetapi kami berusaha untuk bermain maksimal saja dan nothing to lose," kata Kido pada kesempatan terpisah. "Ternyata mental kami lebih siap. Cai/Fu malah jadi tertekan saat kami memenangi gim kedua dan menyamakan kedudukan," kata Kido mengenang.
Markis Kido dan Hendra Setiawan sontak menjatuhkan badan ke lantai lapangan Beijing University of Technology Gymnasium, Beijing, China. Keduanya kemudian menangis tersedu-sedu, seakan tidak memercayai apa yang baru saja terjadi. Hari itu, Sabtu, 16 Agustus 2008 atau satu hari menjelang ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Kido/Hendra menjadi juara Olimpiade Beijing.
Pertandingan final Olimpiade Beijing 2008 merupakan laga ideal yang mempertemukan unggulan kesatu, Kido/Hendra, dan unggulan kedua, Cai/Fu. Rekam jejak kedua pasangan juga terekam imbang, 3-3. "Final melawan Cai/Fu merupakan laga yang menguji kesiapan mental. Kami punya tekanan sebagai pemain nomor satu dunia dan bermain di kandang lawan, sedangkan Cai/Fu bebannya karena bermain di hadapan publik sendiri," kata Kido.
Cai/Fu unggul lebih dulu setelah memenangi gim pertama. Diakui Kido, saat hal ini terjadi beban mereka naik satu level. Namun ketegangan juga terjadi pada Cai/Fu. Saking tegangnya, Cai/Fu justru bermain gugup pada gim kedua. Kesalahan demi kesalahan terus dilakukan keduanya. Sebaliknya, Kido/Hendra mulai menemukan irama permainan. Mereka pun memenangi gim kedua dan memaksa terjadinya rubber game.
Pada gim penentuan, Kido/Hendra betul-betul menunjukkan kelas mereka sebagai pemain terbaik dunia saat itu. Berkali-kali serangan yang mereka lancarkan berhasil membuahkan poin. Kido/Hendra sebetulnya bisa lebih cepat menyelesaikan pertandingan saat mereka meraih match point dalam kedudukan 20-12. Akan tetapi, Cai/Fu yang belum mau menyerah berhasil menahan Kido/Hendra. Mereka bahkan sanggup menambah empat poin sebelum akhirnya tumbang pada perebutan poin ke-37. "Momen kemenangan Olimpiade Beijing 2008 menjadi pencapaian terbesar dalam karier bulu tangkis saya. Apalagi saat itu sehari sebelum Hari Kemerdekaan Indonesia, jadi rasanya sangat bangga," kata Hendra.
sumber tulisan :
- dihimpun dari berbagai sumber via internet
- badminton olympics 2008
Komentar
Posting Komentar